Kilas Artikel
Loading...
Jumat, 07 Juni 2013

Fungi Divisi Ascomycotina dan Peranannya

Ascomycota terdiri atas sekitar 30.000 spesies. Ascomycota disebut juga sac fungi. Diberi nama sac fungi karena memproduksi spora dari bagian reproduksi seksual yang berbentuk seperti kantung (sac). Beberapa Ascomycota hidup di dasar hutan yang berhumus tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk mangkuk yang indah.

1. Ciri-Ciri Ascomycotina

a. Memiliki hifa bersekat dan berinti banyak.
b. Struktur tubuhnya ada yang uniseluler (contoh: Saccharomyces), bersel banyak dan membentuk miselium soenositik (contoh: Penicillium). Akan tetapi, ada pula Ascomycotina yang bersel banyak dan membentuk badan buah (contoh: Nectria).
c. Cara hidupnya ada yang saprofit dan ada yang parasit.
d. Menghasilkan spora dalam askus (askospora). Setiap askus mengandung 8 spora. Askus-askus tersebut berkumpul membentuk badan yang disebut askokarp. Beberapa bentuk askus sebagai berikut.


1) Askus tanpa askokarp.
Jamur yang tergolong kelompok ini tidak memiliki askokarp dan biasanya merupakan jamur uniseluler. Sel jamur bersel tunggal ini berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid membelah secara meiosis membentuk empat sel askospora yang haploid. Contoh: Saccharomyces dan Candida.
2) Askus dengan askokarp berbentuk bola (kleistotesium).Contoh: Penicillium.
3) Akus dengan askokarp berbentuk botol berleher dan mempunyai ostiolum yaitu lubang untuk melepas askus dan askospora. Badan buah seperti ini disebut peritesium. Contoh: Neurospora crassa.
4) Askus dengan askokarp berbentuk mangkuk atau cawan (apotesium), contoh: Ascobolus.

2. Reproduksi Ascomycotina

a. Reproduksi Aseksual

image

Gambar: Daur hidup Ascomycotina uniseluler

1) Reproduksi aseksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan fragmentasi miselium dan pembentukan konidia. Konidia adalah spora aseksual yang terbentuk pada ujung konidiofor.
2) Reproduksi aseksual pada Ascomycotina uniseluler dengan membentuk tunas. Pembentukan tunas (blastophora) pada Ascomycotina uniseluler diawali dengan dinding sel menonjol keluar membentuk tunas kecil. Nukleus dalam sel induk membelah dan salah satu nukleus bergerak ke dalam sel tunas. Sel tunas kemudian memisahkan diri dari sel induk untuk menjadi individu baru. Akan tetapi, kadang-kadang tunas tetap melekat pada sel induknya membentuk rantai sel yang disebut sebagai hifa semu (pseudohifa).

b. Reproduksi Seksual

image

1) Reproduksi seksual pada Ascomycotina uniseluler terjadi dengan cara konjugasi. Konjugasi 2 sel Ascomycotina (n) menghasilkan zigot (2n). Zigot tumbuh menjadi askus. Dalam askus terjadi pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel askospora (n).
2) Reproduksi seksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan cara berikut. Askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium. Ujung miselium berubah fungsi menjadi askogonium (oogonium) dan anteridium yang saling berpasangan. Selanjutnya terjadi pembelahan mitosis membentuk hifa (2n). Ujung hifa yang dewasa membentuk askus. Inti pada askus membelah secara meiosis membentuk 8 askospora (n). Askospora yang telah masak akan tersebar dari askus yang pecah. Askospora yang jatuh di tempat yang sesuai akan berkecambah menghasilkan hifa haploid yang baru.

 

3. Contoh Ascomycotina dan Peranannya

a. Saccharomyces disebut juga sel khamir, yeast, atau ragi. Saccharomyces merupakan mikroorganisme uniseluler dan tidak mempunyai badan buah. Saccharomyces dapat melakukan
fermentasi yang dimanfaatkan dalam pembuatan tapai, roti, dan anggur.
Reaksi fermentasinya sebagai berikut.


image

Dalam proses fermentasi tersebut, Saccharomyces mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida inilah yang mengakibatkan adonan roti mengembang. Beberapa jenis Saccharomyces sebagai berikut.
1) Saccharomyces cerevisiae berguna dalam pembuatan tapai dan roti.
2) Saccharomyces tuac memfermentasi air nira (legen) menjadi tuak.
3) Saccharomyces ellipsoideus memfermentasi buah anggur menjadi wine.
b. Penicillium hidup sebagai saprofit dalam bahan organik dan ada yang menghasilkan zat antibiotik.
Konidianya berwarna hijau. Beberapa jenis Penicillium sebagai berikut.
1) Penicillium islandicu mmerusak beras sehingga berwarna kuning.
2) Penicillium expansium mengakibatkan buah apel busuk.
3) Penicillium italicum mengakibatkan buah jeruk busuk.
4) Penicillium notatum, Penicillium chrysogenum, dan Penicillium vermiculatum menghasilkan antibiotik.
5) Penicillium cammemberti dan Penicillium requefortii dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keju.

Gambar: Penicillium sp. via http://forces.si.edu/soils/images/media/library_020_lg.jpg


c. Neurospora crassa dimanfaatkan dalam pembuatan oncom merah dari ampas tahu. Konidianya
berwarna merah bata.
d. Trichoderma resei dapat menghasilkan enzim selulase, yaitu enzim pengurai selulosa. Enzim ini
dapat digunakan untuk memproduksi PST (Protein Sel Tunggal).
e. Morchela esculenta dan Sarcoscypha coccinea, badan buahnya dapat dimakan.
f. Ascobolus scatigenus, saprofit pada kotoran sapi. Askokarpnya berbentuk seperti mangkuk disebut
apotesium.
g. Erysiphe merupakan parasit pada permukaan daun tanaman. Askokarpnya berwarna putih seperti
tepung dan terdapat pada permukaan daun.

h. Fusarium, merupakan parasit pada batang tebu, padi, pisang, tomat, dan kentang.
i. Claviceps purpurea merupakan penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Apabila hewan atau manusia mengonsumsi gandum yang terkena penyakit ini akan mengalami ergotisma. Gejala ergotisma yaitu terjadi kejang otot dan kelumpuhan.

Image via: http://www.emlab.com/m/media/Aspergillus.jpg

j. Aspergillus oryzae merombak zat pati dalam pembuatan minuman beralkohol.
k. Aspergillus wentii dan Aspergillus soyae berguna dalam pembuatan kecap.
l. Aspergillus flavus menghasilkan aflatoksin yang mengakibatkan kanker hati. Jamur ini banyak terdapat pada kacang tanah dan makanan yang dibuat dari bahan kacang tanah.
m.Aspergillus fumigatus mengakibatkan penyakit pada saluran pernapasan unggas.
n. Aspergillus nigel menghasilkan asam sitrat.
o. Aspergillus nidula nshidup parasit pada telinga dan mengakibatkan automikosis.

Sumber: Campbell, N.A., et al. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The Benjamin/Cummings Publishing Company

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar yang baik dan membangun. Sampaikan saran, kritik, pertanyaan, atau opini Anda. Kami akan coba lakukan yang terbaik untuk sobat Zona Biologi Kita

 
Toggle Footer