Kilas Artikel
Loading...
Kamis, 05 Maret 2015

Flu Burung di Indonesia


Flu Burung (Avian influenza) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 (H=hemaglutinin; N=neuraminidase) yang pada umumnya menyerang unggas (burung dan ayam). Penyakit ini menular dari unggas ke unggas tetapi dapat juga menular ke manusia (zoonosis). Sebagian besar kasus infeksi pada manusia berhubungan dengan adanya riwayat kontak dengan peternakan unggas atau benda yang terkontaminasi. (Rini Savitri, 2008)

Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Kejadian avian influenza menyebar di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan negara-negara yang terjangkit avian influenza adalah: Hongkong, Cina, Belanda, Vietnam dan Thailand. Di Hongkong avian influenza menyerang ayam dan manusia (tahun 1997). Jumlah penderita sebanyak 18 orang dengan 6 kematian.

Kejadian ini merupakan pertama kali dilaporkan adanya penularan langsung dari unggas ke manusia. Sejak pertengahan tahun 2003 peternakan unggas di Indonesia mengalami kejadian luar biasa untuk avian influenza, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun kasus avian influenza pada manusia baru didapatkan pada bulan Juli 2005.  WHO menyatakan bahwa di Indonesia hingga tanggal 4 Juli 2006 telah didapatkan 52 kasus avian influenza pada manusia dan 40 diantaranya fatal.

Gejala Klinis Flu Burung

Masa inkubasi avian influenza sangat pendek, yaitu: 3 hari, dengan rentang 2-4 hari. Virus avian influenza dapat menyerang berbagai organ pada manusia, yaitu: paru-paru, mata, saluran pencernaan, dan sistem syaraf pusat. Manifestasi klinis avian influenza pada manusia terdiri dari:
• Gejala penyakit seperti influenza tipikal, yaitu: demam, batuk, sakit tenggorokan
dan nyeri otot, sakit kepala, malaise
• Infeksi mata (konjungtivitis)
• Pneumonia
• Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
• Gangguan pada saluran cerna, yaitu: diare
• Kejang dan koma1,2,7-10
 
Manifestasi klinis saluran nafas bagian bawah biasanya timbul pada awal penyakit. Dispnu timbul pada hari ke-5 setelah awal penyakit. Distress pernafasan dan takipnu sering dijumpai. Produksi sputum bervariasi dan kadang-kadang disertai darah. Hampir pada semua pasien menunjukkan gejala klinis pneumonia

LABORATORIUM
Kelainan laboratorium yang sering dijumpai adalah: leukopeni, limfopeni, trombositopeni dan peningkatan kadar aminotransferase. Di Thailand peningkatan resiko kematian berhubungan dengan penurunan jumlah leukosit, limfosit dan trombosit.
 
RADIOLOGI
Kelainan radiologi pada avian influenza berlangsung sangat progresif dan terdiri dari infiltrat yang difus dan multifokal, infiltrat pada interstisial dan konsolidasi pada segmen atau lobus paru dengan air bronchogram. Kelainan radiologis biasanya dijumpai 7 hari setelah demam.7,8,11 Efusi pleura jarang dijumpai, data mikrobiologi yang terbatas menyatakan bahwa efusi pleura terjadi apabila terdapat infeksi skunder bakteri ketika di rawat di RS. 

DIAGNOSIS
Diagnosis pasti avian influenza dapat dilakukan dengan biakan virus avian influenza. Pemeriksaan definitif lainnya adalah dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan lain adalah imunofluoresen menggunakan H5N1 antibodi monoklonal, serta uji serologi menggunakan ELISA atau IFAT untuk mendeteksi antibodi spesifik. Tetapi berbagai pemeriksaan tersebut belum dapat dilakukan secara luas di Indonesia dan hanya dapat dilakukan di laboratorium Balitbang Depkes.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar yang baik dan membangun. Sampaikan saran, kritik, pertanyaan, atau opini Anda. Kami akan coba lakukan yang terbaik untuk sobat Zona Biologi Kita

 
Toggle Footer