Kilas Artikel
Loading...
Jumat, 05 Juni 2015

JAN INGENHOUSZ (1730 - 1799) Penemu Proses Fotosintesis

Jan Ingenhousz adalah seorang dokter Inggris kelahiran Belanda pada 8 Desember 1730. Ia lahir di Breda, Nederland. Jan Ingenhousz atau Ingen-Housz adalah seorang ahli ilmu faal, biologi dan kimia Belanda. Ingenhousz menjadi terkenal karena penemuan proses fotosintesis tanaman. Menurut temuannya, di bawah sinar matahari tanaman hijau menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Ia juga menemukan bahwa tumbuhan, sebagaiamana halnya hewan, melakukan respirasi atau bernapas.

Prestasinya sebagai dokter juga dikenal luas di kalangan masyarakat. Terlebih setelah ia berhasil melakukan inokulasi virus cacar untuk menyembuhkan anggota keluarga Habsburg di Wina pada 1768 dari serangan penyakit yang dikenal sebagai smallpox itu. Berkat prestasinya itu, Ingenhousz diangkat menjadi penasihat dan dokter pribadi Ratu Austria, Maria Theresa.

jan ingenhousze

Pendidikan dan Riwayat Hidup

Sejak semula memang Jan Ingenhousz ingin belajar tentang ilmu kedokteran. Oleh karena itu, menginjak usia 16 tahun ia melanjutkan studi kedokteran di Universitas Leuven hingga memperoleh gelar dokter di tahun 1753. Ia belajar dua tahun lagi di Universitas Leiden untuk memperdalam ilmunya, hingga suatu ketika ia menghadiri kuliah oleh sejumlah ilmuwan, salah satunya, Pieter van Musschenbroek. Tokoh inilah yang kelak akan memberi inspirasi seorang Ingenhousz untuk memiliki minat seumur hidup pada sains listrik.

Setelah merampungkan studinya, Ingenhousz pulang ke Breda di tahun 1755 untuk memulai praktek dokter umum.

After the death of his father in July 1764, Ingenhousz intended to travel through Europe for study, starting in England where he wanted to learn the latest techniques in inoculation against smallpox. Via John Pringle, who had been a family friend since the 1740s, he quickly made many valuable contacts in London, and in due time became a master inoculator. In 1767, he inoculated 700 village people in a successful effort to combat an epidemic in Hertfordshire. In 1768, Empress Maria Theresa read a letter by Pringle on the success in the fight against smallpox in England, whereas in the Austrian empire the medical establishment vehemently opposed inoculations. She decided to have her own family inoculated first (a cousin had already died), and requested help via the English royal house. On Pringle's recommendation, Ingenhousz was selected and requested to travel to Austria. He had planned to inoculate the Royal Family by pricking them with a needle and thread that were coated with smallpox germs taken from the pus of a smallpox-infected person. The idea of the inoculation was that by giving a few germs to a healthy body the body would develop immunisation from smallpox. The inoculation was a success and he became Maria Theresia's court physician. He settled in Vienna, where in 1775 he married Agatha Maria Jacquin.

Setelah kematian ayahnya pada bulan Juli 1764, Ingenhousz ingin kembali melanjutkan studinya ke beberapa Negara Eropa. Negara pertama yang ingin dikunjunginya adalah Inggris, di mana ia ingin mempelajari teknik-teknik terbaru dalam inokulasi terhadap cacar. Melalui bantuan koleganya, John Pringle, yang pernah menjadi teman keluarga sejak 1740-an, Ingenhousz dengan cepat ia bisa belajar inokulasi pada ahlinya di London, dan akhirnya ia berhasil menjadi inokulator utama.

Pada 1767, ia menginokulasi 700 orang desa dalam upayanya memerangi epidemi di Hertfordshire. Pada 1768, Ratu Maria Theresa membaca surat Pringle tentang keberhasilan seorang dokter berkebangsaan Belanda dalam memerangi penyakit cacar di Inggris. Sebenarnya Ratu Maria Theresa ingin juga keluarganya yang terjangkit virus itu disembuhkan, tetapi aturan medis di kekaisaran Austria sangat menentang inokulasi. Oleh karena itu dia memutuskan untuk mencobakan inokulasi kepada keluarganya sendiri. Inokulasi pertama dilakukan pada sepupunya, tetapi meninggal sehingga Ratu tersebut meminta bantuan kerajaan Inggris.

Berdasarkan rekomendasi Pringle, Ingenhousz terpilih dan diminta untuk melakukan perjalanan ke Austria. Dia telah merencanakan untuk menyuntik keluarga kerajaan dengan menusuk mereka menggunakan jarum dan benang yang dilapisi dengan kuman cacar yang diambil dari nanah orang yang terinfeksi cacar. Ide inokulasi yaitu dengan menularkan kuman ke tubuh yang sehat, tubuh yang sehat akan mengembangkan imunisasi cacar secara alami. Dan hasilnya inokulasi pada kelauraga kerajan Austria itu sukses, sehingga Ingenhousz ditunjuk menjadi dokter istana keluarga kerajaan Austria.

Setelah pengangkatan tersebut, Ingehousz menetap di Wina, Austria. Di Negara itu pula ia bertemu dengan gadis cantik bernama Agatha Maria Jacquin, adik ahli botani Wina, Nicholas Jacquin. Jan Ingenhousz menikahinya pada tahun 1775, tetapi dari pernikahan itu mereka belum dikaruniai anak.


Penelitian Tanaman

Pada 1770-an Ingenhousz menjadi tertarik pada pertukaran gas tanaman setelah membaca karya ilmiah Joseph Priestley (1733-1804), ilmuwan kimia dan filsuf Inggris, yang menemukan bahwa tanaman menghasilkan dan menyerap gas.

Gambar: Alat-alat uji Priestly yang diuji ulang oleh Ingenhousz untuk membuktikan bahwa tumbuhan menghasilkan udara (oksigen).

Berdasarkan temuan Priestly tersebut, Ingenhousz kemudian merancang sebuah penelitian untuk menguji ulang. Seperti halnya ilmu sains lainnya, sebuah sains harus retestable, atau bisa diuji ulang.

Sebagai informasi tambahan, gas oksigen ditemukan oleh setidaknya tiga ilmuwan yang membuka jalan bagi ditemukannya gas api tersebut. Mereka adalah apoteker Swedia C.W Scheele, Pendeta dan ilmuwan Inggris Joseph Priestley, dan Lavoiser.

Joseph Priestley mempunyai andil besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan oksigen. Ia melakukan percobaan dengan menyelidiki udara-udara yang dihasilkan dari pembakaran sejumlah besar zat padat. Priestley mengumpulkan gas yang dilepaskan oleh oksida merah dari air raksa yang dipanaskan, ia menyebut gas tersebut sebagai nitrooksida. Pada tahun 1775, setelah melakukan hasil pengujian terus-menerus ia menyebutkan bahwa gas tersebut merupakan gas biasa dengan kuantitas flogiston (CO2) yang tidak biasa.

Sementara Lavoiser melakukan eksperimennya berdasar atas percobaan dari J. Priestley pada tahun 1774. Pada tahun 1775 Lavoiser melaporkan bahwa gas yang diperoleh dari pembakaran oksida merah dari air raksa adalah “udara itu sendiri tanpa ada perubahan, tetapi udara tersebut keluar lebih murni dan lebih baik digunakan untuk pernapasan”. Pada tahun 1777, lavoiser menyimpulkan bahwa gas tersebut merupakan jenis yang berbeda dan merupakan salah satu dari unsur utama atmosfer. Kesimpulan tersebut tidak dapat diterima oleh Priestley.

Kembali pada percobaan yang dilakukan Igenhousz untuk menguji tumbuhan mengeluarkan dan menyerap udara, berikut desain uji yang dirancang Ingenhousz untuk membuktikannya.

Gambar: Percobaan Ingenhousz yang sering diuji ulang di laboratorium sekolah untuk membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan udara (oksigen).

Berdasarkan serangkaian percobaan tersebut, pada tahun 1779, Ingenhousz menemukan bahwa, dengan adanya cahaya, tanaman mengeluarkan gelembung dari bagian hijau mereka sementara, di tempat yang terlindung dari sinar matahari, gelembung akhirnya berhenti. Ia mengidentifikasi gas oksigen. Ingenhousz juga menemukan bahwa, dalam gelap, tanaman mengeluarkan karbon dioksida. Dia menyadari juga bahwa jumlah oksigen yang dilepaskan dalam cahaya yang lebih dari jumlah karbon dioksida yang dilepaskan dalam gelap. Ini menunjukkan bahwa beberapa massa tanaman berasal dari udara, tidak hanya dari tanah.

Selain berkarya di Belanda dan Wina, Ingenhousz menghabiskan waktu di Perancis, Inggris, Skotlandia, dan Swiss. Dia melakukan penelitian di listrik, konduksi panas, dan kimia, dan dekat dan sering berhubungan korespondensi dengan Benjamin Franklin dan Henry Cavendish. Pada tahun 1785, ia menggambarkan gerakan tidak teratur debu batubara pada permukaan alkohol dan karena itu memiliki mengklaim sebagai penemu apa yang kemudian dikenal sebagai gerak Brown. Ingenhousz terpilih sebagai Fellow dari Royal Society of London pada tahun 1779.

 

Karya-karyanya

Selain dari penemuan fotosintesis, penemuan lain dari Ingenhousz yang penting dalam bidang botani antara lain: "Experiments upon Vegetables Discovering Their Great Power of Purifying the Common Air in the Sunshine" (London, 1779; German, 1780, 1786-1790; Dutch, 1780; French, 1780, 1785); dan An Essay on the Food of Plants and the Renovation of Soils (London, 1796; German, 1798; Dutch, 1797).

Pada 7 September 1799, di usianya yang 68 tahun, Ingenhousz meninggal dunia di Bowood, Wiltshire, Inggris. Ia kemudian dikebumikan di Calne, Inggris. Istrinya meninggal pula setahun kemudian.

 

Referensi

Beale and Beale, Echoes of Ingen Housz, 2011

Gest, Howard (2000). "Bicentenary homage to Dr Jan Ingen-Housz, MD (1730-1799), pioneer of photosynthesis research". Photosynthesis Research 63 (2): 183–90. doi:10.1023/A:1006460024843. PMID 16228428.

Geerd Magiels, Dr. Jan Ingenhousz, or why don't we know who discovered photosynthesis, 1st Conference of the European Philosophy of Science Association 2007

Howard Gest (1997). "A 'misplaced chapter' in the history of photosynthesis research; the second publication (1796) on plant processes by Dr Jan Ingen-Housz, MD, discoverer of photosynthesis. A bicentenniel 'resurrection'". Photosynthesis Research 53: 65–72. doi:10.1023/A:1005827711469.

Housz JM, Beale N, Beale E. (2005). "The life of Dr Jan Ingen Housz (1730–99), private counsellor and personal physician to Emperor Joseph II of Austria". J Med Biogr 13 (1): 15–21. PMID 15682228.

Jan Ingenhousz, Experiments upon Vegetables, Discovering Their great Power of purifying the Common Air in the Sun-shine, and of Injuring it in the Shade and at Night. To Which is Joined, A new Method of examining the accurate Degree of Salubrity of the Atmosphere, London, 1779. From Henry Marshall Leicester and Herbert S. Klickstein, A Source Book in Chemistry 1400–1900, New York, NY: McGraw Hill, 1952. Excerpts Accessed 2008-06-24.

Smith, Edgar F. (1926). "Forgotten Chemists". Journal of Chemical Education 3: 29–40. Bibcode:1926JChEd...3...29S. doi:10.1021/ed003p29.

* Van Klooster, H. S. (1952). "Jan Ingenhousz". Journal of Chemical Education 29 (7): 353–355. Bibcode:1952JChEd..29..353V. doi:10.1021/ed029p353

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar yang baik dan membangun. Sampaikan saran, kritik, pertanyaan, atau opini Anda. Kami akan coba lakukan yang terbaik untuk sobat Zona Biologi Kita

 
Toggle Footer