Kilas Artikel
Loading...
Jumat, 05 Juni 2015

Darwinisme Sosial

Darwin memang telah meninggal dunia, namun ide dan pemikirannya tentang evolusi terus berkembang. Gagasan tentang teori evolusi mulai populer di berbagai kalangan intelektual, bukan hanya dalam biologi, pada pertengahan abad ke-19. Dan sampai saat ini kita mengenal istilah evolusi sosial ala evolusi Darwin atau istilah lainnya adalah Darwinisme sosial [1].

darwin

Frasa “survival of the fittest” sendiri diciptakan oleh tokoh sosiologi Inggris Herbert Spencer (1820-1903) untuk menjelaskan perkembangan masyarakat menurut perspektif materialis-historis. Salah satu bentuk darwinisme sosial yang paling terkenal adalah eugenics (konsep pemisahan gen baik dan gen buruk). Eugenics terkenal di Inggris dan Amerika Serikat pada akhir abad kesembilan belas, di mana konsep ini kemudian digunakan untuk memisahkan individu keturunan yang baik dengan yang buruk. Misalnya, para kriminal, orang cacat, atau orang idiot harus dipisahkan dengan mereka yang berasal dari keturunan orang baik-baik. Eugenics juga pernah digunakan oleh Hitler dan partainya, NAZI, pada tahun 1930-an, sehingga terjadi pembantaian pada rakyat eropa timur yang, menurutnya, tidak sesuai dengan standar ras Arya yang unggul.

Pemikiran yang “memanfaatkan teori evolusi” sebagai pembenaran tindakan mereka pun mulai muncul di pelbagai penjuru eropa. Ideologi yang paling berdampak besar bagi wajah dunia adalah paham Darwinisme Sosial ini, karena disalahgunakan oleh para kapitalis untuk mengeruk untung sebesar-besarnya, dengan mengeksploitasi alam dan tenaga kerja demi keuntungan pribadi. Selain itu, para diktator eropa menyalahgunakannya untuk melakukan penjajahan dan perang. Karena menurut mereka, pertumpahan darah, pembunuhan, dan perbudakan adalah konsekuensi dari seleksi alam. Konsep yang membenarkan bahwa spesies terbaik akan beradaptasi dengan lingkungannya untuk mempertahankan hidup, dan suatu saat akan menghasilkan spesies baru yang unggul. Sedangkan spesies yang tidak mampu menyesuaikan diri akan punah.

Gagasan Darwinisme sosial sudah ditinggalkan oleh ilmu sosial modern, karena jelas bahwa tidak ada dasar ilmiah mengenai individu, ras, atau keturunan yang secara genetis lebih tinggi dibanding yang lain. Perbedaan dan keragaman adalah sebuah kewajaran, namun hal itu bukan alasan untuk merendahkan atau meninggikan yang lain.


[1] Menurut The Sage Dictionary of Sociology (2006: 60), Darwinisme sosial merupakan istilah yang menjelaskan proses evolusi masyarakat berdasarkan teori evolusi Charles Darwin.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar yang baik dan membangun. Sampaikan saran, kritik, pertanyaan, atau opini Anda. Kami akan coba lakukan yang terbaik untuk sobat Zona Biologi Kita

 
Toggle Footer